Apresiasi Tim Kesehatan dan Tim Pengawas : Jemaah Rasakan Layanan Terbaik di Klinik Haji

- Sabtu, 2 Juli 2022 | 15:13 WIB
Rompi penurun panas yang sedang dicoba tim kesehatan Indonesia di Makkah./www.ntbpos.com/ (Dok. Kemenag RI)
Rompi penurun panas yang sedang dicoba tim kesehatan Indonesia di Makkah./www.ntbpos.com/ (Dok. Kemenag RI)

NTBPOS.com - Ketua Tim Pengawas Internal Pelaksanaan Haji, Nizar Ali mengapresiasi semua kinerja tim kesehatan haji yang saat ini sedang bertugas di Makkah, karena menurutnya kinerja semua tim di bawah Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) sangat memuaskan.

“Pertama kami menyampaikan terima kasih, apresiasi seluruh layanan kesehatan ter-cover dengan sangat baik. Para jemaah selaku pasien merasakan keramahan dan layanan terbaik di Klinik Kesehatan Haji,” ujar Nizar usai melihat bentuk pelayanan kesehatan di KKHI Kota Mekkah, Jumat, 1 Juli 2022.

Dikutip dari akun resmi kemenag.go.id, Nizar juga mengapresiasi rompi penurun panas, dimana rompi tersebut diujicoba ke para jemaah mulai tahun ini.

Baca Juga: KKHI Siagakan 782 Tenaga Kesehatan Fokuskan Pelayanan Puncak Haji di Armuzna

“Mungkin selama sembilan tahun ke depan, saya rasa masih dalam suasana cuaca yang begitu panas. Maka ini sebuah inovasi yang perlu direspon, dipikirkan oleh kita semua, terutama para petugas yang langsung bersentuhan di lapangan,” ujar Nizar yang saat ini menjabat sebagai plt Sekjen Kemenag.

Inovasi rompi penurun panas itu, lanjutnya, cocok bagi jamaah haji, melihat cuaca di Makkah rata-rata mencapai 40 derajat pada siang hari, karena dengan carbon cool pada rompi memberikan rasa sejuk dan dingin bagi tubuh.

Rompi ini bisa bertahan selama 8 hingga 12 jam di tengah terik mentari, sehingga sangat cocok digunakan oleh jemaah serta petugas yang terus bergerak di tengah udara terik Arab Saudi.

Baca Juga: Sebanyak 72.092 Calon Jemaah Haji Indonesia Sudah Diberangkatkan ke Tanah Suci, Wafat 14 Orang

Rompi ini mengandung carbon cool tentu memiliki manfaat yang cukup besar terhadap daya tahan tubuh, baik untuk jamaah ataupun petugas seksus (seksi khusus) dalam bertugas,” ujar Nizar yang dalam kesempatan tersebut juga sempat mencoba rompi itu.

Selain untuk petugas seksus, rompi ini juga sangat cocok digunakan jemaah dengan risiko tinggi (risti) saat puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina.

“Ini juga bisa ekspan ke jemaah terutama saat puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina, terlebih jalannya yang jauh di bawah terik matahari, jadi tidak perlu lagi gunakan payung apalagi bobotnya hanya 2 kg,” katanya. np

Editor: Suandi Yusuf

Sumber: kemenag.go.id

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X