KKHI Siagakan 782 Tenaga Kesehatan Fokuskan Pelayanan Puncak Haji di Armuzna

- Kamis, 30 Juni 2022 | 14:36 WIB
Kepala Pusat Kesehatan (Kapuskes) Haji, Budi Sylvana. (Foto : Kemenag.go.id)
Kepala Pusat Kesehatan (Kapuskes) Haji, Budi Sylvana. (Foto : Kemenag.go.id)

NTBPOS.com - Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) mulai memfokuskan pelayanan tenaga kesehatan untuk menghadapi puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).

Sebanyak 782 orang tenaga kesehatan yang terdiri dari 48 dokter spesialis, 67 dokter umum, serta ratusan perawat disiagakan di Armuzna.

“Seluruh tenaga kita fokuskan di Armuzna, yang dari Madinah juga sudah ada di Makkah,” kata Kepala Pusat Kesehatan (Kapuskes) Haji, Budi Sylvana, dikutip ntbpos.com dari kemenag.go.id, Kamis, 30 Juni 2022.

Baca Juga: Kemenkes RI Jamin Kesehatan Jemaah Haji Asal Indonesia

Dokter spesialis yang diterjunkan di antaranya spesialis jantung, spesialis paru, spesialis penyakit dalam, anastesi, bedah ortopedi, kulit dan kelamin, mata, dan spesialis jiwa.

“Tenaga dokter dan perawat Insya Allah sudah siap. Obat-obatan juga mencukupi untuk puncak Armuzna,” terang Budi.

KKHI menyiapakan rompi penurun panas Carbon Cool untuk mengantisipasi jemaah mengalami heat stroke akibat udara yang cukup panas.

Baca Juga: Sebanyak 72.092 Calon Jemaah Haji Indonesia Sudah Diberangkatkan ke Tanah Suci, Wafat 14 Orang

“Di Indonesia ini pernah diuji coba dan berhasil. Nanti akan kita coba apakah efektif untuk jemaah heat stroke," ujarnya.

KKHI juga akan melakukan screaning khusus bagi jemaah dengan risiko tinggi, yang didata berdasarkan kloter dan sektor. Jika ditemukan jemaah risiko tinggi dengan komorbid, yang bersangkutan akan dijemput untuk dilakukan medical check up di KKHI.

Jika medical check up menunjukkan jemaah tidak memungkinkan ikut Armuzna, maka KKHI akan mengusulkan agar yang bersangkutan ikut program safari wukuf. Hingga rilis ini diterbitkan, screaning sudah dilakukan terhadap 500-an jemaah.

Baca Juga: Kemenag RI Imbau CJH Indonesia Gunakan Layanan Jasa Resmi Pendorong Kursi Roda di Masjidil Haram

“jemaah yang tidak memenuhi syarat nanti disafariwukufkan, naik bus wukuf di Arafah 1-2 jam dan dikembalikan di KKHI untuk dirawat kembali. Prinsipnya keselamatan jemaah prioritas dengan tidak mengesampingkan rukun hajinya,” kata dia.

Melihat Data di KKHI, jemaah yang dirawat mayoritas menderita kardiovaskular atau terdapat gangguan pada jantung dan pembuluh darah. Bahkan angka jemaah meninggal dunia didominasi faktor ini. 13 di antara 14 orang yang meninggal terindikasi kardiovaskular. np

Editor: Najamudin Annaji

Sumber: kemenag.go.id

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X